Jumat, 28 November 2014

Visi Misi yang Klise dan Palsu (Cerpen Inspirasi)

Ketika aku lewat di Gang doli pada jam istirahat, ku melihat Kak Sandi dan Sigit sedang sibuk memasang poster yang berisi visi dan misi organisasi. Gang doli adalah gang disekolahku yang di sepanjang koridornya adalah ruang-ruang organisasi ekskul dan OSIS di sekolahku. Ya memang sejak minggu minggu kemarin organisasi ekskul-ekskul sedang giat-giatnya membenahi organisasi mereka termasuk "menghias" ulang ruang base camp mereka.

Konon katanya akan ada pemeriksaan dari pembina OSIS. Gosip lain yg beredar yaitu akan dibubarkannya organisasi ekskul yang tidak aktif atau yang jumlah anggota aktif-nya sedikit. Sayangnya aku berada di salah-satu ekskul yang terancam dibubarkan oleh pembina OSIS, yaitu KIT.

Beberapa minggu yang lalu aku berdiskusi dengan Sandi, kakak kelasku tentang organisasi kami. KIT kepanjangannya Komputer dan IT sudah semakin tidak populer di sekolah ini, dari mulai sedikitnya jumlah anggota yang aktif sampai program-program kerja organisasi yang tidak berjalan, sayang nya terlalu banyak "rahasia" yang disembunyikan dan ditutupi oleh senior-ku sehingga aku agak malas dalam membantunya mengembangkan ekskul ini. Kadang aku berniat untuk keluar saja dari ekskul ini tp aku tak bisa membohongi hati ku yg ingin masih tetap disini dan mengembangkan organisasi ini seperti masa kejayaannya dulu. Ya "konon" organisasi ini pernah mengharumkan nama sekolah kami di kancah olimpiade IT, tapi itu dulu, entah beberapa tahun yg lalu.

Aku masuk ke ruang base camp KIT disana ada Kak Monica yang sedang asyik sendiri dengan komputer laptop-nya. Dia menyuruhku untuk menandatangani beberapa lembar dokumen organisasi ini, seperti absensi dan dokumen profil. Aku jadi terpikir tentang gosip pembina OSIS tadi, mungkin ini adalah langkah Kak Sandi sebagai ketua KIT untuk menyelamatkan organisasi ini. Dengan mengumpulkan tanda tangan anggota KIT aktif ini menjadi senjata pamungkas hampir semua ekskul di sekolah ini.

Entah diinstruksikan oleh pembina OSIS atau oleh Ketua OSIS atau atas inisiatif sendiri para ketua ekskul, yang jelas pengumpulan tanda tangan ini menjadi semacam ritual setiap semester atau setiap setengah semester. Aku kaget ketika pertama kali masuk organisasi ini, karena pemalsuan dokumen seperti menjadi hal yang lumrah di organisasi ini bahkan di semua organisasi di sekolah ini. Dokumen absensi kegiatan fiktif dengan tanda tangan anggota yang fiktif seolah sebuah hal yang lumrah. Sehingga tidak aneh apabila secara administratif sebuah ekskul memiliki anggota lebih dari 100 orang padahal keyataanya anggota yang aktif hanya 3-4 orang saja, sungguh ironis. begitu pula dengan program-program kerja yang fiktif, dokumentasi fiktif, mading & papan pengumuman yang fiktif, semuanya palsu.

Dulu aku terpana ketika masa-masa demo dan perkenalan organisasi ini. Aku pesona ketika PC dengan casing gaming dan RIG harware high end dipamerkan. Turnamen Counter-Strike dan demo tutorial merakit & remasangkan hardware pada saat rekrutmen anggota baru seakan menyihir banyak anak kelas 1 untuk bergabung dengan organisasi ini. Ketika pertama kali masuk base camp ane terpesona dengan wifi hotspot, foto-foto dokumentasi kegiatan, program kerja organisasi, organigram, dan  tabel-tabel informasi organisasi yang rapi seakan menghiasi ruangan base camp dan memberikan citra yang sempurna. Tapi kini aku memandangnya hanya sebagai omong kosong, semuanya palsu. Semuanya dilakukan hanya untuk ABS alias ASAL BABE SENANG.

Kulihat si Sigit sedang asyik memainkan gadgetnya di depan basecamp setelah membantu kak Sandi memasang poster visi dan misi. Aku hanya memandang sebentar tapi tak aku baca, karena buat apa kubaca apabila kata-kata dalam poster itu omong kosong, palsu, dan tidak dijalankan oleh organisasi ini. Aku hanya berfikir, apakah aku akan menjadi orang yg penuh dengan kepalsuan kelak ketika aku menjadi pengurus organisasi ini?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar